Jumat, 19 Oktober 2012

Tingkat Fertilitas di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Yogyakarta


Rabu, 14 Maret 2012 - 11:26:41 WIB

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma Jakarta Timur 13650, e-mail: dewi_muh@yahoo.com

Abstrak
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki Total Fertility Rate (TFR) tertinggi(4,2 anak) dan yang terendah adalah Provinsi Yogyakarta (1,8 anak).Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungandengan angka fertilitas total di kedua provinsi tersebut. Penelitianini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan sumber data sekunderberbagai survei meliputi Survei Demografi Kesehatan Indonesia (1991-2007); Survei Kesehatan Nasional dan Survei Kesehatan Rumah Tanggatahun 2003; dan Mini Survei tahun 2007 dan 2008. Metode kualitatif dilakukandengan diskusi kelompok terarah pada wanita pasangan usia subur(PUS) dan wawancara mendalam dengan pengelola program di kabupaten/kota hingga ke desa/kelurahan. Ditemukan TFR di Yogyakarta sangatrendah dan sebaliknya di NTT sangat tinggi. Perbedaan TFR tersebut disebabkanoleh latar belakang demografi dan nondemografi seperti responsterhadap berbagai program penurunan fertilitas. Faktor budaya terhadap nilaianak berpengaruh besar terhadap jumlah anak yang ingin dimiliki.Tingkat pendidikan yang rendah berhubungan dengan faktor yang berpengaruhlangsung terhadap pemakaian kontrasepsi, termasuk jenis kontrasepsi.Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang rendah memicutingginya kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi. Kesertaan ber-KB diNTT dan di Yogyakarta adalah 42,2% dan 66,9%. Wanita PUS yang keinginanber-KB tidak terpenuhi masih tinggi di NTT (17,4%) dibandingkandengan Yogyakarta (6,8%).
Kata kunci: Angka fertilitas total, pasangan usia subur, keluarga berencana

Abstract
Province of Nusa Tenggara Timur (NTT) have a total fertility rate (TFR) tothe highest (4,2 children) and the lowest is the Province of Yogyakarta (1,8children). This research is to identify factors that associated with total fertilityrate in both provinces. This study uses qualitative method from theIndonesia Demography and Health Surveys (from 1991 to 2007), NationalHealth Survey and Household Health Survey (2003), and Family PlanningMini Surveys (2007 and 2008). The qualitative method were collected usingfocus group discussions with fertile couple and in-depth interviews withfamily planning fieldworkers in district to village . The research reveals thatTFR of Yogyakarta is very low and NTT is very high. The differentiation ofthe TFR is due to the demographic and nondemographic background aswell as the respond againts the program to decrease the fertility. Culturalfactor is the important one againts the value of children that will be influencedto the number of children desired in one family. Low education will bedirectly related to the use of contraceptive including mix contraceptive. Lowfamily planning services which triggers the high unmet need oc contraceprive.Family Planning participation in NTT is 42,2% and 66,9% inYogyakarta. Women on childbearing age who wishes to use contraceptivebut unmet need in NTT were still high (17,4%) compared with Yogyakarta(6,8%).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar